Rabu, 10 April 2013

Karet tergolong bahan mentah yang penting dalam menunjang sektor industri maupun pembangunan nasional. Peningkatan produksi tanaman karet terutama harus dipenuhi dengan perhatian pada kesehatan tanaman. Tanaman yang sehat cenderung lebih tahan terhadap serangan penyakit serta stabilitas produksi lateks terus terjaga. Salah satu upaya yang dilakukan untuk menjaga kesehatan tanaman adalah dengan pemupukan. Saat ini dari kalangan petani banyak berpendapat tanaman karet yang sudah menghasilkan tidak perlu diperlakukan pemupukan karena tanaman sudah mendapat nutrisi sendiri dari daun-daun yang gugur. Padahal daun-daun yang gugur hanya merupakan salah satu proses pengembalian hara kedalam tanah bukan merupakan proses pengembalian hara ke dalam tanah. Di sisi lain banyak petani setuju sangat menganjurakan pemupukan terhadap tanaman karet menghasilkan.

Tanaman karet adalah tanaman tahunan yang dapat tumbuh sampai umur 30 tahun. Habitus tanaman ini merupakan pohon dengan tinggi tanaman dapat mencapai 15-20 meter. Modal utama dalam pengusahaan tanaman ini adalah batang setinggi 2,5 sampai 3 meter dimana terdapat pembuluh latek. Oleh karena itu fokus pengolahan tanaman karet ini adalah bagaimana mengelola batang tanaman ini seefisien mungkin. 

Metode pemupukan pada tanaman karet diperlakukan dengan dua cara, cara yang pertama pemupukan terhadap tanaman belum menghasilkan (TBM), dan pemupukan tanaman karet yang menghasilkan (TM). Pada pemupukan tanaman karet belum menghasilkan berfungsi untuk mempercepat tanaman sampai matang sadap. Sedangkan pemupukan pada tanaman karet menghasilkan didasarkan pada analisis tanah dan daun yang dapat dilakukan 1 sampai 2 tahun sekali. Hal ini dilakukan agar pemupukan tersebut dilakukan agar kualitas lateks yang dihasilkan dari tanaman karet tetap terjaga. Program pemupukan secara berkelanjutan pada tanaman karet harus dilakukan dengan dosis yang seimbang dua kali pemberian dalam setahun. Jadwal pemupukan pada semester 1 yakni dimulai pada bulan januari hingga februari, pada semester 2 dimulai pada bulan juli hingga agustus.

Tanaman karet tentunya membutuhkan beberapa unsur hara yang sangat penting untuk pertumbuhan batang karet agar dapat subur dan cepat besar serta cepat produksi. Adapun mengenai hal tersebut, pupuk yang sering digunakan untuk tanaman karet yaitu pupuk Urea, SP36, dan KCL. 
Dalam pemupukan tanaman karet ada dua hal yang perlu di perhatikan dalam program pemupukan tanaman karet. Yang pertama yaitu pemupukan yang diperlakukan terhadap tanaman karet belum menghasilkan (TBM) dan yang kedua pemupukan terhadap tanaman karet yang menghasilkan (TM).

1.    Pemupukan pada tanaman belum menghasilkan (TBM)
Pemupukan pada TBM berfungsi untuk mempercepat tanaman mencapai matang sadap. Pada umumnya unsur yang diberikan adalah N, P, K dan Mg dengan dosis sesuai anjuran pada daerah setempat. Pupuk ini diberikan dua kali dalam setahun yaitu pada awal dan akhir musim hujan. Jika dirasa perlu, penggunaan pupuk daun juga dapat dilaksanakan. Dosis pupuk untuk tanaman belum menghasilkan dapat dilihat tabel seperti  dibawah ini:
Umur Tanaman
Urea (g/pohon/th)
SP 36
KCL
Frekuensi Pemupukan
Pupuk dasar
-
125
-
-
1
2
3
4
5
250
250
250
300
300
150
250
250
250
250
100
200
200
250
250
2 kali/th
2 kali/th
2 kali/th
2 kali/th
2 kali/th


2.    Pemupukan pada tenaman menghasilkan (TM)  
Pemupukan pada tanaman menghasilkan didasarkan pada analisa tanah dan daun yang dapat dilakukan 1 sampai 2 tahun sekali. Oleh karena itu untuk masing-masing daerah dosis pupuk yang diberikan sangat bervariasi. Pupuk diberikan dengan cara disebar disekitar daerah perakaran tanaman lalu dicampur dengan tanah. Pemupukan dilakukan dua kali dalam setahun yaitu pada awal dan akhir musim hujan. Rekomendasi umum untuk pemupukan tanamn menghasilkan dapat dilihat tabel seperti dibawah ini:
Umur Tanaman
Urea (g/pohon/th)
SP 36
KCL
Frekuensi Pemupukan
6-15
16-25
>25 sampai 2 tahun sebelum peremajaan
350
300
200
260
190
-
300
250
150
2 kali/th
2 kali/th
2 kali/th


       
Sebelum melakukan pemupukan pada tanaman karet yang telah menghasilkan yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah melakukan pembersihan kebun. Kebun karet yang baik adalah kebun yang bebas dari tanaman pengganggu agar tidak terjadi persaingan kompetitif dalam penyerapan unsur hara dalam tanah. Apabila tanaman pokok terganggu dalam pencarian makanan atau dalam penyerapan unsur hara tanaman, maka proses reproduksi terganggu sehingga hasil produksi getah akan berkurang.

Pupuk Urea mengandung unsur hara N (nitrogen) 46% dalam setiap berat 100 gram, fungsi dari pupuk urea ini adalah membuat daun karet menjadi hijau mengkilat serta meningkatkan pertumbuhan batang agar menjadi besar serta cabang pohon karet dan juga peningkatan jumlah hasil sadap tanaman karet. Pupuk SP36 merupakan sumberdaya posfor untuk tanaman karet serta mudah larut dalam air, fungsi dari pupuk ini adalah mempercepat pertumbuhan akar agar pohon karet tahan terhadap kekeringan di musim kemarau, meningkatkan hasil produksi getah karet, menambah ketahanan terhadap hama penyakit tanaman karet. Pada pupuk KCL memiliki fungsi dalam mempercepat proses unsur metabolisme unsur nitrogen dan zat-zat unsur hara lainnya pada tanaman karet, menambah daya tahan batang karet agar tidak roboh atau tumbang. 

Selain itu, sebelum melakukan pemupukan perlu diperhatikan pula keadaan cuaca, karena jika melakukan pemupukan di saat hujan turun maka akan terjadi pencuncian unsur hara, sehingga unsur hara yang di serap oleh akar tanaman akan diperoleh sedikit, dan juga kadar dosis untuk pemupukan tanaman per hektar perlu diperhatikan agar dapat mengurangi perkembangbiakan organisme pengganggu tanaman (OPT), serta memahami sifat fisik, kimia dan biologi tanah atau dengan kata lain tingkat kesburannya, agar pertumbuhan tanaman karet bisa memberikan hasil yang produktif.


3 komentar :

  1. mantab gan,
    ,
    ,
    ,
    ,
    salam semangat
    http://www.kabartebo.top/2015/06/meningkatkan-produksi-karet-waktu.html

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus